Saat mengobrol saya, yg notabene orangnya serius (krg bisa nyantai), merasa heran pada diri sendiri, kok bisa ngobrolin hal-hal ini tanpa terbeban sama sekali. Lebih jauh lagi saat kami melihat realitas dan impian, hampir 90% belum tercapai. Misalkan kalau dari segi materi, rumah belum milik sendiri, jangankan mobil, sepeda yg paling sederhana pun belum ada. Pas pindahan ke rumah kontrakan juga, bbrp barang adalah hadiah, sedangkan yang lain termasuk dalam kontrak rumah (Alhamdulillah, saya kontrak rumah dikasih bonus perabot sama pemiliknya). Tapi kenapa saya merasa kaya? tidak merasa miskin? tidak merana? tidak meratapi hidup?
Saya juga tidak panik untuk segera dengan jalan apapun menjadikannya kenyataan. Kami tetap usaha dengan segenap kemampuan kami, dan terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kami dalam mencapainya, tapi kami tidak cemas dan tidak merasa perlu untuk panik.
Benar-benar heran??.. Saya lalu bertanya pada suami "knapa ya mas, saya kok merasa kaya, padahal masih lebih banyak lagi yang belum dicapai"
ternyata jawaban suami sederhana sekali namun bisa membungkam semua pertanyaan. jawab beliau begini : "karena muslim itu wajib membayar zakat maal maupun fitrah, sehingga selalu merasa kaya (baca : kecukupan).."
hmm.. simple yach, tp 100% right..
"Semoga Allah senantiasa menguatkan hambaNya untuk selalu menambah dan memperkuat keimanan padaMu seorang"
0 comments: