Lho.. bukankah meminta maaf itu bagus dan sangat dianjurkan utk saling mendahului mengucapkannya?
Memang setelah bertemu dengan seseorang, setelah bercakap-cakap, di awal dan akhir hari kita sebaiknya bermaaf-maafan utk menggugurkan salah kata dan sikap yang mungkin tidak berkenan.
Tapi ada kalanya kita sering mengumbar kata maaf, terkadang malah menggantungkan diri pada kata "maaf".... Maksudnya kita jadi sering kurang berhati-hati dalam bertindak, tidak berpikir panjang sebelum melakukan suatu aksi, karena kita berpikir "aah.. nanti kan tinggal minta maaf". Kenapa berpikir semudah itu? padahal kan belum tentu kita dimaafkan atau punya kesempatan (waktu dan umur) utk meminta maaf.
Menurut pengalaman dan pengamatan saya, kita akan semakin ceroboh pada seseorang yang lebih dekat daripada pada seseorang yang baru atau sekedar kita kenal. Padahal bukankah semakin mereka berarti buat kita, semakin kita harus pandai menjaga hatinya? Ada penggambaran yang bagus tentang ini. Bukankah saat kita mendekatkan benda sampai menempel mata, maka akan terlihat kabur dan tak jelas, bahkan seandainya itu buku maka kita pun tak kan lagi dapat membacanya..
Ngerinya, bahkan kita juga memperlakukan Tuhan seperti itu (Astaghfirullah hal adzim, ampunilah kami ya Allah, semua ini karena kelemahan kami). Dengan kita tahu bahwa Tuhan itu Maha Pemaaf, kita secara gampang meninggalkan perintah-perintahnya, karena yakin saat kita bertobat, Tuhan pasti menerima. Tapi akankah kita sempat bertobat sebelum ajal menjemput?
Ya Allah, ampunilah kami dan bimbinglah kami utk selalu meningkatkan keimanan dan istiqomah. amiin
0 comments: